8 Faktor yang Mempengaruhi Produksi Urine

Saya yakin semua orang telah mengetahui bahwa urine (air seni) merupakan salah satu proses penyaringan darah oleh ginjal yang berbentuk cairan seperti halnya air, garam mineral, urea, pigmen empedu, dan uretra.
Dan perlu Anda ketahui bahwa produksi urine yang di hasilkan oleh tubuh manusia bisa di pengaruhi oleh beberapa factor, baik itu internal maupun eksternal. Tetapi menurut survei dan ilmu dalam dunia kesehatan ada delapan faktor yang dapat menentukan banyak atau sedikitnya urine yang dikeluarkan oleh tubuh. Di bawah ini merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi produksi urine pada manusia.
1. Factor Usia
Pada umumnya untuk balita akan lebih sering mengeluarkan urine. Hal tersebut disebabkan anak balita masih belum bisa mengendalikan rangsang untuk mikturasi dalam tubuhnya. Bukan hanya itu saja balita juga mengonsumsi makanan yang berwujud air lebih banyak sehingga urine yang dihasilkan pasti lebih banyak. Sedangkan proses pengeluaran urine pada mereka yang sudah lansia kan lebih sdikit, karena setelah usia 40 tahun, jumlah nefron dalam tubuh yang berfungsi secara otomatis akan menuru kira-kira sebanyak 10% pada setiap tahunnya. Perlu di ketahaui kondisi ini akan mengurangi kemampuan ginjal dalam memproses pengeluaran urine.
2. Hormon Antidiuretik
Pada dasarnya hormon antidiuretik dikeluarkan oleh kelenjar saraf hipofisis. Dan pengeluaran hormon ini akan ditentukan oleh reseptor khusus yang ada di dalam otak yang secara terus menerus mengendalikan tekanan osmotic darah seseorang. Maka dari itu hormone ini akan mempengaruhi proses reabsorsi air pada tubukus kontortus distal sehingga permaebilitas sel pada air secara otomatis akan meningkat.
Perlu Anda ketahui ketika tubulus kekurangan cairan, maka konsentrasi air dalam darah seseorang akan menurun. Hal itu akan berakibat membuat sekresi ADH menjadi meningkat dan dialirkan oleh darah menuju ginjal. Kondisi ini akan membuat air menjadi berdifusi keluar dari pipa pengumpul, kemudian akan masuk ke dalam darah. Kondisi tersebut bisa memulihkan kembali konsentrasi air dalam darah Anda. Hal ini lah yang menyebabkan urine yang dihasilkan akan menjadi lebih sedikit dan pekat.
3. Gaya Hidup Dan Aktivitas
Bagi mereka yang sering melakukan olahraga pada umumnya urin yang terbentuk akan lebih sedikit dan lebih pekat. Penyebabnya yaitu cairan tubuh lebih banyak dipakai untuk membantuk energy. Oleh karena itulah cairan yang dikeluarkan oleh tubuh lebih banyak dalam bentuk keringat saja.
4. Kondisi Kesehatan
Bagi mereka yang sehat pada umumnya produksi urinenya akan berbeda dengan orang yang sakit-sakitan. Bisanya orang yang sakit akan lebih banyak mengeluarkan urine atau juga lebih sedikit, hal itu tergantung dengan penyakit yang diderita oleh orang tersebut.
5. Psikologis
Bagi mereka yang sedang mengalami kecemasan, aktivitas metabolismenya secara otomasti akan lebih cepat, sehingga akan lebih cepat mengeluarkan banyak urine dalam waktu singkat.
6. Cuaca
Perlu Anda ketahui bahwa keadaan cuaca panas, cairan tubuh lebih banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat. Dan apabila kondisi cuaca dingin maka cairan tubuh akan banyak dikeluarkan dalam bentuk urine atau air seni.
7. Jumlah Air Yang Diminum
Dalam hal ini apabila anda banyak mengonsumsi air minum atau air putih, maka konsentrasi protein dalam darah akan secara otomatis menurun. Sebab keadaan ini bisa mengakibatkan menurunnya tekanan koloid protein di dalam tubuh sehingga tekanan filtrasi akan menjadi kurang efektif. Dan hal tersebut akan berakibat volume urine yang diproduksi akan menjadi meningkat.
8. Banyak Makan Buah
Kasus ini pada dasarnya hanya beberapa saja, sebab buah tidak mengandung banyak air kecuali memang di jadikan jus. Tapi jika Anda terlalu banyak makan buah melon atau semangka contohnya, hal itu juga akan beresiko membuat Anda mudah kencing.